TITIM FATIMAH


Titim Fatimah nama aslinya adalah Siti Fatimah, lahir di Deli Sumatera Utara pada tahun 1936. Ayahnya berasal dari Jalancagak Kabupaten Subang Jawa Barat, ia adalah pegawai perkebunan di Deli. Masa kecil Titim Fatimah hidup di Deli hingga datang waktu usia sekolah.
Setelah Titim tinggal di Subang, ia mengenal lebih dekat dengan kesenian-kesenian Subang termasuk Kliningan. Melalui pertunjukan-pertunjukan Kliningan yang selalu ditontonnya secara tidak langsung Titim belajar ngawih. Dengan iringan kecapi ayahnya, tiap sore Titim belajar ngawih. Keuletannya berlatih mengantarkan Titim menjadi juara lomba ngawih di sekolahnya.
Pesinden yang menjadi idolanya saat itu adalah Upit Sarimanah. Kekagumannya terhadap Upit Sarimanah, menjadi motivasi untuk terus menekuni dunia Kliningan.
Keinginan untuk berkenalan dengan Upit Sarimanah terlaksanan ketika ia tinggal  di Garut tahun 1952. Saat itu Upit bersama rombongan RRI Jakarta yang dipimpin oleh Tuteng Johari mengadakan pementasan di sana. Didorong oleh tekadnya yang kuat, Titim terus terang kepada Tuteng Johari bahwa ia ingin belajar ngawih bersama Upit. Tuteng mulai memacu dan memberi semangat kepada Titim untuk menyaingi Upit yang waktu itu telah menjadi pesinden terkenal.
Suara Titim ternyata digemari orang. Berbeda dengan gaya Upit, gaya Titim lebih merakyat. Keduanya menjadi sinden yang sangat popular dan sangat laku. Kalau meraka naik pentas, ribuan orang datang menonton sehingga membuat lalu lintas macet, honorariumnya pun di atas biduan Titik Puspa.
Titim Fatimah dengan rombongan tak henti-hentinya memenuhi undangan pentas, baik di kota-kota maupun di pelosok. Suaranya pun mengiringi piringan-piringan hitam. Lagu yang menjadi andalan dan memperkokoh namanya adalah Cahaya Sumirat.
Di masa pensiunnya ia sempat membangun Sekolah Dasar (SD) di Jalancagak, yang dinamai SD Titim Fatimah yang disumbangkannaya kepada Pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar