SUBANG MASA PENGARUH ISLAM



Tinggalan arkeologis pada masa pengaruh Islam diantaranya adalah makam yang dikeramatkan, yaitu makam sebagai penyebar agama Islam di wilayah Subang dan sekitarnya. Makam tersebut banyak diziarahi oleh orang-orang yang memiliki keyakinan atas kekeramatan makam tersebut. Salah satu makam di wilayah Subang yang dipercayai sebagai penyebar ajaran Islam adalah Situs Makam Nangka Beurit yang berada di wilayah Kecamatan Sagaleherang.
Penyebar ajaran Islam itu bernama Aria Wangsa Goparana merupakan putera dari sunan Wanaperi raja di Talaga, menurut silsilah Aria Wangsa Goparana merupakan putera Sunan Ciburuang putera Sunan Wana Wangsaperi (Pemerintahan Kabupaten Subang, 2007:20). Kegiatan Sunan Gunung Jati dan para pembantunya menyebarkan ajaran Islam dikalangan rakyat Tatar Sunda meliputi wilayah timur Jawa Barat yaitu Kuningan, Talaga, Galuh.
Aria Wangsa Goparana merupakan orang pertama yang memeluk ajaran Islam di wilayah Talaga, setelah memeluk Islam ia ingin membantu Sunan Gunung Jati dalam rangka menyebarkan ajaran Islam dengan memutuskan untuk pergi ke wilayah yang penduduknya belum memeluk ajaran Islam. Aria Wangsa Goparana menempuh perjalanan dari Talaga menelusuri daerah pegunungan sebelah utara Gunung Tangkuban Perahu, akhirnya sampai pada suatu tempat yang bernama Sagalaherang. Pemilihan tempat itu dilakukan dengan perhitungan yang tepat, hal itu dibuktikan dengan keberhasilan pelaksanaan penyebaran ajaran Islam di wilayah Subang, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi dan Limbangan (Garut). Dengan titik tolak Sagalaherang, penyebaran ajaran Islam semakin meluas di masyarakat sejak abad ke-16. Penyebaran ajaran Islam diteruskan oleh lima orang puteranya yaitu : Entol Wangsa Goparana, Wiratanudatar, Yudanegara, Cakradiprana, dan Yudamanggala. Putera-putera Aria Wangsa Goparana yang menetap di Sagalaherang maupun yang pindah ke Limbangan (Garut) dan Cikundul (Cianjur) meneruskan perjuangan ayahnya dan melahirkan sosok keturunan yang menjadi pemimpin di bidang pemerintahan atau kerohanian (Disparbud Provinsi Jawa Barat, 2011:148).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar