ASAL USUL PERKEMBANGAN MUSEUM
Kegemaran
mengumpulkan benda rupa-rupanya sudah dikenal sejak lama sebagaimana tergambar
dari kata museum (Yunani, mouseion), yakni ’kuil untuk memuja dewi-dewi
inspirasi, pembelajaran, dan seni’ Di
Mesopotamia museum dalam bentuknya yang paling primitif, dikenal pada awal
milenium ke-2 SM. Di Sumeria pada abad ke-6 SM, para raja sudah mengoleksi
benda-benda antik. Koleksi-koleksi tersebut disimpan di ruangan dekat kuil
mereka masing-masing.
Salah satu museum
yang paling awal didirikan terdapat di Alexandria, Mesir pada abad Ke-3 SM oleh
Ptolemy II salah satu pemimpin yang sukses pada masa itu, Alexandria merupakan
pusat kota yang kaya akan perpustakaan, dan museum yang didirikan oleh Ptolemy
II tersebut digunakan sebagai salah satu pusat studi di kawasan Mediterania
atau Laut Tengah.
Di Eropa terutama
Yunani dan Romawi, benih-benih permuseuman lahir akibat peperangan. Biasanya
kerajaan yang menguasai wilayah lain akan membawa banyak pampasan perang. Pada
masa kejayaan perang yang dicapai oleh Fulvius (189 SM), ia membawa pulang
ribuan tembaga, patung marmer, potongan emas, dan perak yang menjadi rampasan
perangnya. Pusat dari Roma itu sendiri dapat dikatakan telah menjadi museum
yang dipenuhi dengan objek-objek dari bangsa-bangsa yang telah ditaklukan.
Keadaan yang
lebih baik mulai terjadi setelah masa Renaissance
atau ’Kelahiran Kembali’ pada abad ke-15
M. Yang ditandai dengan lahirnya humanisme dan sekularisme sebagai gagasan baru
di masyarakat, renaissance menekankan pada studi tentang alam, pembaharuan,
seni dan budaya. Pada abad ke-16 M Italia menjadi pusat bagi koleksi
benda-benda bersejarah dan bangunan yang fungsinya menyerupai sebagai museum,
sebagai tempat menyimpan spesimen botanikal dan zoologikal, artefak bersejarah,
peninggalan tulang belulang, koin, tembaga, patung dan lukisan. Koleksi-koleksi
semacam ini sekarang dapat ditemukan di museum-museum besar berkaliber
internasional seperti Louvre Museum, British Museum, Hermatage, dan Prado.
Museum yang
terbuka untuk publik yang tidak membedakan pangkat atau kelas muncul di London
pada abad ke-18 M, pendirinya adalah Sir Ashton Lever lulusan dari Oxford,
kemudian mengoleksi sejenis burung, kerang, fosil, kostum penduduk pribumi, dan
senjata untuk dijadikan koleksi di museum. Museum ini tepatnya didirikan pada
tahun 1774, selanjutnya muncul pula museum Louvre pada tahun 1793, setelah
Revolusi Perancis, membuka pintu untuk publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar